Friday, March 20, 2009

-> KRISNA ......... The Beginning

Live Promo Album at WBC Billyard Cafe,
Jl. Teuku Umar, Denpasar,
20 Maret 2009 at 10 pm.




Krisna (gitar) - Iwan (bass) - Komang Shall (gitar) -
Gus Tu (drum) - Wiwin "Psychofun" (DJ Sample)





Feat Shandy





Feat Sutha n Three Six One






Gonggede

- > HP is my life ....!


Perempuan ini sepertinya tiada hari tanpa hape.
Tak peduli di traffic light, ..... mumpung masih merah!!!!

- > DENPASAR Lengang ...!

Kayumas Kaja, 20 Maret 2009;
Denpasar sempat lengang dari hiruk pikuk kendaraan bermotor selama Penampahan dan Galungan (17 dan 18 Maret 2009). Lihat jejeran anggun tiang bendera parpol di sebelah utara Kantor Pemkot Denpasar. Bandingkan dengan baliho dan bendera parpol yang dipasang semrawut mengotori kota.

Kalau warganya berbudaya, kotanya pasti berbudaya .....

Jejeran bendera Parpol peserta Pemilu 2009
di jalan Gajah Mada, sebelah utara Kantor Pemkot Denpasar
Gambar diambil dari arah timur, 17 Maret 2009.


Trotoar dan Bendera Parpol
Gambar diambil dari arah barat Kantor Pemkot Denpasar,
17 Maret 2008.

Gonggede

Wednesday, March 18, 2009

- > RAHAJENG ........

....... Galungan & Kuningan .......
(18 - 28 Maret 2009)

Nyepi Tahun Baru Saka 1931
(26 Maret 2009)


Semoga Umat mampu membuatNYA "senang" ....!!!!!
Astuuuu ....!!!!

Friday, March 13, 2009

-> PANCA Bali Krama untuk siapa...?

(Postingan ini diposting ke Pemkot Denpasar, ... beserta penjelasannya di sini...! Juga dimuat oleh Harian Bali Post Senen, 16 Maret 2009 pada Kolom Surat Pembaca dengan tajuk: Kremasi di Mumbul Boleh? Klik aja di sini...!)

Sungguh membanggakan sradha dan bakti Umat Hindu di Bali dalam mensukseskan Tawur Agung Panca Bali Krama di Besakih, secara perorangan maupun dalam hitungan desa pekraman. Salah satunya terejawantahkan dengan tingginya loyalitas dan ketaatan krama (Hindu) Bali terhadap "larangan" tidak melakukan ngaben atau mekingsan di geni ~ serangkaian Upacara Panca Bali Krama ~ sejak 21 Februari hingga 27 April 2009, sesuai dengan Surat Edaran Majelis Desa Pekraman Bali No.: 054/MDP Bali/XI/2008.
Prakteknya di pekraman terhadap adanya kematian warga adalah diberlakukannya tata cara penguburan "nyilib" yaitu penguburan dilakukan pada petang hari tanpa menyuarakan kentongan.

Sama sekali tidak ada keluhan apalagi pembangkangan Krama di seluruh Bali. Krama Bali, yang oleh suatu sebab tidak melakukan penguburan bahkan menitipkan jenazah keluarganya yang meninggal di kamar jenazah rumah sakit, sampai-sampai container penyimpanan jenazah RSUP Sanglah kepenuhan.
Keyakinan dan ketaatan ini sungguh membanggakan kerena sepertinya semua Krama Hindu Bali ingin mensukseskan Upacara Agung dimaksud. Siapa lagi yang harus menghormati kalau bukan krama Hindu Bali.

Namun, ..... di tengah-tengah kekhusukan menunggu detik-detik Panca Bali Krama, serta hiruk pikuk dan semakin tingginya minat Krama Hindu Bali ngaturang ayah ke Besakih, saya tersentak dengan berita harian Bali Post edisi Jumat Kliwon, 13 Maret 2009 pada kolom Yustisia hal 3; yang memberitakan RSUP Sanglah melakukan kremasi 17 jenazah terlantar atau tanpa identitas, termasuk orok/bayi, potongan tubuh operasi dan potongan payudara titipan kepolisian, Kemis (12/3) di Mumbul, Nusa Dua.

Pertanyaan muncul dalam benak saya: "Kock boleh ....?"

Kalau dihubungkan dengan maksud dan tujuan Tawur Agung Panca Bali Krama adalah menyucikan alam. Kemudian larangan tidak boleh ngaben atau mekingsan di geni dilogikakan bahwa asap pembakaran akan mengotori kesucian.

Lalu...?

Bagaimana dengan kremasi di Mumbul...? Apa tidak berasap...? Atau apakah instalasi krematorium semacam di Mumbul kebal terhadap "larangan" MDP Bali karena berkeyakinan lain...?

Sejauhmana toleransi dan tanggungjawab institusi non Hindu, dalam hal ini RSUP Sanglah untuk menghormati, atau setidaknya bertoleransilah menunda "eksekusi" kremasi setelah selesainya Panca Bali Krama.

Bagaimana menjelaskan hal ini? Siapa yang harus menjelaskan ....?

Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru, Astuuu...!!!!!
Gonggede.

Wednesday, March 11, 2009

-> PULE di pertigaan Beringkit, Kapal, Badung


Pohon Pule di pertigaan Beringkit, Kapal, Badung.

Pohon ini mempunyai sebuah philosofie
"Buka babakan pule"
(= seperti sayatan kulit pohon pule)
Dalam kamus obat-obatan tradisional bali
~ non medis ~
pohon pule bisa menjadi obat dengan jalan menyayat kulit pohonnya.
Si pohon pule dengan tekun menyehatkan kembali kulitnya yang tersayat oleh manusia, ...... tanpa pernah menuntut upah.
"Hidup ini akan berarti bila berguna bagi orang lain"

Gonggede

Monday, March 09, 2009

-> SAYANG kalau di tebang....!


Pohon beringin ini tumbuh di pinggir jalan raya,
persis di pengkolan sebelah utara SMA 1 Tabanan, sekitar 2KM dari Kota Tabanan
.........sedang dipangkas atau mau ditebang ...?
Sayang ya kalau di tebang, umurnya mungkin sudah puluhan tahun.

Gonggede

-> TERLILIT akar

Pohon ini tumbuh di pertigaan terminal Tuakilang, Tabanan,
kurang lebih 5 km ke arah utara kota Tabanan menuju Penebel.
Persisnya di depan terminal Tuakilang.


Perhatikan di antara akar beringin,
ada sebuah patung yang terlilit.


Nah ini mungkin lebih jelas!
Tampaknya patungnya cukup besar, jadi bisa dibayangkan
besar pohon atau umur pohon cukup tua.

Gonggede

Friday, March 06, 2009

-> DICARI segera, wakil rakyat dan pemimpin bangsa ....!

Kayumas Kaja, 6 Maret 2006;
Naif sekali rasanya mengharapkan lahirnya seorang Pemimpin Bangsa dengan berdoa. Sepertinya Tuhan kurang kerjaan kalau menjatuhkan pemimpin dari langit! Teori lahirnya seorang pemimpin adalah di"lahir"kan oleh bangsa itu sendiri melalui sistem dan mekanisme yang dibuat dan disepakati oleh rakyat. Bukan berdoa?

Ach, ... sebenarnya, sistem dan mekanismenya relatif sudah baik, tapi caleg-caleg yang harus dipilih klas pedagang semua ~ kemampuannya sebatas "mengotori" kota dengan iklan, baliho, bendera partai, dan "mencemari" ranah sosio-religius dengan lawakan "kontrak politik" akan menyisihkan dana setiap bulan untuk masyarakat bila terpilih. Menyisihkan dana...? uangnya dari mana...? dari Hongkong.....? Sungguh-sungguh gaya "politik biaya tinggi"....! Sebagai akibatnya, Pemimpin yang akan "lahir" sudah pasti Pemimpin yang "corupt" ......!

Mau gimana lagi...?

Berdoa ajalah .....!

Mudah-mudahan dalam Pemilu 2009 yang tinggal beberapa hari lagi, bangsa ini mendapat mujizat, melahirkan wakil rakyat yang "benar-benar untuk rakyat" dan Pilpres melahirkan pemimpin bangsa yang tidak hanya pandai menyindir, berbalas pantun dan atau menjadi bintang iklan "kecap". Astuuuu..!

Mungkinkah Pemilu dan Pilpres 2009
melahirkan seorang "Krisna" (baca: wakil rakyat dan presiden)
untuk menjadi sais "dokar" (baca: bangsa dan negara) ini....?

gonggede.

-> DEMOKRASI atau Demoralisasi .....?

Kayumas Kaja, 6 Maret 2009;
Wawasan Budaya sedang terancam Politikus jadi-jadian .......!
Kalau "tokoh" masyarakatnya, yang lagi rame-rame nyaleg berprilaku seperti ini, ....... menghiasi kotanya dengan kampanye murahan seperti ini, akankah kotanya berwawasan budaya;
....... JAUH PANGGANG DARI API BROW..!!!!!

Monyet aja malu ......!!!!!

Apa gunanya kesepakatan untuk mematuhi aturan, janji untuk bersama-sama menjaga ketertiban dan keindahan kota?

"I Gusti Ngurah Rai, pahlawan kita ~ yang tadinya begitu optimis ~ memandang jauh ke depan untuk keajegan dan kemajuan Bali pasti "sepenan" (= kelilipan) oleh sebuah bendera yang dipasang menyeruak di pepohonan, beliau pasti sedih melihat bendera Merah Putih digambari logo Partai ..........., robek lagi!
Apa nggak bisa cara lain?



Jl. Pulau Moyo sampai Pemogan penuh dengan bendera partai ....
warna warni ....... Indah?
penuh dengan bendera "Brengbeng ,..... seset pe-sranting!"
...... NARSIS!


UHhhh..., Jorok sekali!

Persimpangan, ..... tak peduli jalur pariwisata dipenuhi oleh baliho segala ukuran..........

Pertigaan Serangan ......


Sunset road ............


Dari bukit menuju persimpangan Jimbaran, .....


Persimpangan By Pass Ngurah Rai,
...... ke Kampus Bukit (depan McDonald), Nusa Dua , Jimbaran, Denpasar
Perempatan Taensiat .....

Di tengah jalan ......

Coba lihat, kaki baliho berada di badan jalan .......they don't care!

Tampaknya Partai mereka masing-masing juga tak akan mampu membendung.

Panwaslu ....? (tanda tanya besar!).

Pemkot ? ........ sukeh-sukeh ben ....!!!!!!

Mahkamah Konstitusi (MK) membuat kejutan di pengujung jalan dengan mengeluarkan keputusan (yang membuat KPU Pusat gigit jari) bahwa: dengan alasan melindungi Suara Rakyat, penentuan Anggota Legislatif ditentukan dengan perolehan suara terbanyak, .... dipertegas dengan ......., mengeSAHkan dua centangan pada gambar partai dan gambar Caleg ....... dan suara dihitung ke Caleg. Oleh KPU tadinya hal ini tidak sah!

Sebenarnya ini langkah maju, "Suara rakyat adalah Suara Tuhan". Rakyat memilih tokohnya! Logikanya, .... Caleg yang tidak memiliki ketokohan (tidak mengakar...) akan krisis suara ......
Tokoh memang penting, tapi tokoh macam apa?

Monyet aja tahu .....!

Awas....., waspada munculnya "Hukum Rimba" dan "money politik". Premanisme, orang-orang berkuasa, orang-orang yang mukanya tebal, pongah, ..... akan jadi Raja pendulang suara .....

Sudah siapkah anda memilih jika tingkah polah para caleg seperti ini? Apa yang bisa diharapkan nantinya bila mereka terpilih .................

Monyet aja ogah ......!!!!!

Bangsa ini tampaknya sedang "sakit!" Partai Politik yang konon menjadi pilarnya Demokrasi tampak semakin rapuh. Coba lihat, tingkah polah para elite politik tidak kunjung dewasa. Seharusnya mereka membina cara-cara berdiplomasi yang sehat dan sportif, tapi malah memperdalam ilmu satire, berbalas pantun, dan malah tanpa malu mempertontonkan saling mencaci. Pemilu lima tahunan yang seharusnya menjadi "vitamin" bagi pertumbuhan bangsa dan negara ini semakin tak menjanjikan.

Pemilu tinggal beberapa hari lagi. Sudah terlambat untuk memperbaiki, lagian, ....... sebagai rakyat kecil (baca: bukan Wakil Rakyat yang terhormat) kita susah mencari tahu apanya yang harus diperbaiki.
Meniru si monyet ~ ogah memilih ~ bukanlah langkah yang bijaksana. GOLPUT tidak bakalan menyelesaikan masalah dan langkah seorang "pengecut". Anggap saja untuk menuju proses penyembuhan, obat memang pahit ...........
Oleh karena itu, siap atau tidak ..........., mau atau tidak........., datanglah ke TPS tanggal 9 April 2009. Gunakan Hak Pilih dengan secermatnya. Tokoh yang memang nyata-nyata "tak benar", tidak usah dipilih. Partai yang hanya pandai buat iklan "kecap", tidak usah dipilih! Biar cantik, biar ganteng ........, bukan jaminan!

Mari kita tunjukkan bahwa rakyat lebih dewasa dari pada para "politikus" itu.

gonggede.