Monday, February 23, 2009
Saturday, February 21, 2009
Friday, February 20, 2009
-> KENAPA harus dicemari ...?
Prahyangan, palemahan, dan pawongan
adalah ranah sosio-religius....!
Kayumas Kaja, 20 Februari 2009;
adalah ranah sosio-religius....!
Kayumas Kaja, 20 Februari 2009;
Di jaman Orde Baru, krama Bali sempat terusik oleh prilaku para Politikus yang tega-teganya menggiring krama adat untuk mengadakan "kebulatan tekad" di ranah-ranah pekraman yang sosio-religius, ............ demi kepentingan politiknya, demi kemenangan partai politiknya, demi kekuasaan,..................................... demi kursi DPR!
Sekarang ~ kata-kata "terusik" sudah tidak perlu lagi karena situasi sudah berbalik ~ justru krama pekramanlah yang mengundang para Politikus untuk datang ke ranah sosio-religius untuk digiring bahkan dituntut untuk mengumbar janji-janji (kontrak) politiknya dan "uang" yang dibungkus dengan dana punia.
Miris rasanya dada ini mengamati terjadinya pergeseran prilaku di pekraman. Krama Bali ~ baik di tingkat "paiketan" pemaksan sampai panti (baca: klan, Adm) maupun di tingkat banjar sampai desa adat ~ sepertinya sudah tidak peduli lagi untuk menjaga keutuhan pekramannya masing-masing. Sebaliknya, para "Politikus" yang notabene berasal dan meng"klaim" berjuang untuk pekraman, ...... sepertinya sudah tipis rasa memilikinya terhadap "ketenangan" ranah sosial itu.
Istilah "NGAYAH" ~ bekerja, bekerja, dan ..... bekerja tanpa pamerih ~ dan atau "DANA PUNIA" ~ menghaturkan sesuatu dengan tulus, ikhlas, dan ...... tanpa pamerih ~ sudah diperjual belikan dengan kemasan "KONTRAK POLITIK". Fasilitas pekramanpun, ..... seperti wantilan Banjar/Desa/Pura (pemaksan, panti, kahyangan desa) sudah tidak steril lagi.
Sepertinya ada prilaku menghalalkan segala cara sehingga lahir praktek aji mumpung, ...... penyengker pura perlu dipugar, ...... wantilan perlu di buat megah! Kapan lagi MENCARI kesempatan mengeruk keuntungan, mendapatkan "UANG" dari para CALEG yang ~ untuk meraih gelar Anggota DPR "yang terhormat" ~ sudah mendapat restu dari Mahkamah Konstitusi untuk "BERTARUNG BEBAS" dalam Pemilu, ........ memperebutkan "SUARA TUHAN" (baca: SUARA RAKYAT).
Asalkan "TUHAN" mau menyebutkan, berapa j-Rp pun, .......... berapa m-Rp pun akan dilayani oleh para "PETARUNG" asalkan kuperoleh "Contrengannu". What is the next chance will be?
................................................. NOW is MY TURN!!!!!
Pekraman sudah semakin longgar dan melemah ...... ! Prahyangan, Palemahan, dan Pawongan sudah semakin tercemar .....!
Dari segi kepentingan politik, gambaran di atas akan dicemooh sebagai prinsip yang terlalu (sok) idealis, ...... apalagi kalau diargumentatif dengan sebuah kenyataan bahwa politik adalah aktivitas yang legal, bahkan pilarnya demokrasi di negara ini.
Betul............!
Tapi Politik bukanlah segala-galanya.......!
Keutuhan Pekraman ~ yang mencerminkan prilaku "asah-asih-asuh, ..... paras-paros sarpanaya, dan ....... sagilik-saguluk sabhayantaka ~ adalah "harga mati".
Ini adalah sebuah permohonan (dengan sangat memelas) kepada krama Bali dan Politikus Bali:
Gonggede
Sekarang ~ kata-kata "terusik" sudah tidak perlu lagi karena situasi sudah berbalik ~ justru krama pekramanlah yang mengundang para Politikus untuk datang ke ranah sosio-religius untuk digiring bahkan dituntut untuk mengumbar janji-janji (kontrak) politiknya dan "uang" yang dibungkus dengan dana punia.
Miris rasanya dada ini mengamati terjadinya pergeseran prilaku di pekraman. Krama Bali ~ baik di tingkat "paiketan" pemaksan sampai panti (baca: klan, Adm) maupun di tingkat banjar sampai desa adat ~ sepertinya sudah tidak peduli lagi untuk menjaga keutuhan pekramannya masing-masing. Sebaliknya, para "Politikus" yang notabene berasal dan meng"klaim" berjuang untuk pekraman, ...... sepertinya sudah tipis rasa memilikinya terhadap "ketenangan" ranah sosial itu.
Istilah "NGAYAH" ~ bekerja, bekerja, dan ..... bekerja tanpa pamerih ~ dan atau "DANA PUNIA" ~ menghaturkan sesuatu dengan tulus, ikhlas, dan ...... tanpa pamerih ~ sudah diperjual belikan dengan kemasan "KONTRAK POLITIK". Fasilitas pekramanpun, ..... seperti wantilan Banjar/Desa/Pura (pemaksan, panti, kahyangan desa) sudah tidak steril lagi.
Sepertinya ada prilaku menghalalkan segala cara sehingga lahir praktek aji mumpung, ...... penyengker pura perlu dipugar, ...... wantilan perlu di buat megah! Kapan lagi MENCARI kesempatan mengeruk keuntungan, mendapatkan "UANG" dari para CALEG yang ~ untuk meraih gelar Anggota DPR "yang terhormat" ~ sudah mendapat restu dari Mahkamah Konstitusi untuk "BERTARUNG BEBAS" dalam Pemilu, ........ memperebutkan "SUARA TUHAN" (baca: SUARA RAKYAT).
Asalkan "TUHAN" mau menyebutkan, berapa j-Rp pun, .......... berapa m-Rp pun akan dilayani oleh para "PETARUNG" asalkan kuperoleh "Contrengannu". What is the next chance will be?
................................................. NOW is MY TURN!!!!!
Pekraman sudah semakin longgar dan melemah ...... ! Prahyangan, Palemahan, dan Pawongan sudah semakin tercemar .....!
Dari segi kepentingan politik, gambaran di atas akan dicemooh sebagai prinsip yang terlalu (sok) idealis, ...... apalagi kalau diargumentatif dengan sebuah kenyataan bahwa politik adalah aktivitas yang legal, bahkan pilarnya demokrasi di negara ini.
Betul............!
Tapi Politik bukanlah segala-galanya.......!
Keutuhan Pekraman ~ yang mencerminkan prilaku "asah-asih-asuh, ..... paras-paros sarpanaya, dan ....... sagilik-saguluk sabhayantaka ~ adalah "harga mati".
Ini adalah sebuah permohonan (dengan sangat memelas) kepada krama Bali dan Politikus Bali:
"Pekraman druwene kantun a-"tengit" pesan!
Sane "tengit" punika ngiring upapira sumangdenya setata "tenget",
..... antuk ngemargiang parikrama sane inut tur nganutin tata-titi pekraman (Sosio-religius).
Dumogi Bali setata ajeg tur taksunnyane mesunar nyalang.
Astuuuu..!"
Sane "tengit" punika ngiring upapira sumangdenya setata "tenget",
..... antuk ngemargiang parikrama sane inut tur nganutin tata-titi pekraman (Sosio-religius).
Dumogi Bali setata ajeg tur taksunnyane mesunar nyalang.
Astuuuu..!"
Gonggede
Thursday, February 19, 2009
-> DHARMA Agama atau Dharma Negara ...?
Kayumas Kaja, 19 Februari 2009;
Ach, ..... kenapa bisa?
Tanggal 9 April 2009 adalah puncak kerja besar bangsa Indonesia untuk kembali menyelenggarakan hajatan 5 tahunan, ........... PEMILU!
Sedangkan Di Bali;
Tanggal 9 April 2009 dalam penanggalan Bali bertepatan dengan "Purnama Sasih Kedasa" (Purnama di bulan ke sepuluh). Kedasa, di samping secara harfiah berarti sepuluh, secara pemaknaan spiritual Hindu Bali berarti "kedas" (= bersih).
Pada hari/tanggal itu akan banyak sekali upacara (piodalan) di seluruh Bali. Yang besar-besar saja tercatat: Pura Besakih-Karangasem, dan Pura Batur-Bangli.
Untuk di Pura Besakih ~ yang setiap tahunnya melaksanakan Upacara Betara Turun Kabeh ~ tingkatan upacaranya menjadi lebih besar karena akan disertai dengan pelaksanaan Tawur (korban suci) Panca Bali Krama yang datang setiap 10 tahun sekali, untuk keseimbangan Buwana Agung dan Buwana Alit.
Puluhan ribu (Pemedek) umat Hindu dari seluruh Indonesia, khususnya Bali akan menghadiri upacara di dua Pura tersebut ~ Pura Ulun Danu Batur dan Besakih ~ bahkan, bagi Panitia Pelaksana Upacara dan rohaniwan, ada yang sejak kemarinnya (H-1) sudah harus barada di lokasi. Belum lagi upacara di Pura-Pura lain di seluruh Bali.
Ini berarti, suasana aktifitas keagamaan di Bali akan sangat padat dan intens sekali pada hari itu (9 April 2009, Admin).
Kita tentu tidak berharap persentase GOLPUT akan semakin membengkak dalam Pemilu 2009, tapi, kalau situasinya seperti di atas ........?
Apa jalan keluarnya...?
Hal ini pasti sudah dipikirkan dan diupayakan oleh Petinggi Bali, tapi jangan berharap akan ada keputusan khusus demi Bali. Kalau pelaksanaan Pemilu khusus di Bali dimajukan atau ditunda dalam beberapa hari, ...... juga tidak akan mungkin karena Pemilu harus dilaksanakan serentak.
Kesimpulannya, ...... Pemilu 2009 akan tetap berjalan tanggal 9 April 2009!
Satu-satunya jalan untuk mengurangi GOLPUT (karena terpaksa) adalah buatkan TPS khusus di Besakih dan di Batur! Katakanlah bisa! Orang-orang dilemator di atas (Panitia Upacara, rohaniwan, dan pemedek), yang berasal dari luar Kabupaten Bangli dan Karangasem akan kehilangan suara DPRD II tidak atas kehendaknya.
Jikalau perjuangan untuk adanya TPS di kedua lokasi di atas tidak bisa....? Jangan salahkan bunda mengandung, dengan sangat menyesal persentase GOLPUT akan bertambah besar di Bali. Secara umum, sebenarnya yang akan rugi adalah Bali sendiri. Krama Bali akan kehilangan wakil di rumahnya sendiri, ...... dan perjuangan Umat Hindu ke depan akan semakin sulit ....!!!!!
Gonggede.
Tanggal 9 April 2009;
akan menjadi hari yang sangat dilematis bagi sebagian Umat Hindu ~ krama Bali khususnya ~
karena akan dihadapkan oleh sebuah situasi harus menentukan pilihan, antara:
"DHARMA AGAMA" ~ tetap melaksanakan tugas niskala ngaturang ayah di Pura ~
atau
"DHARMA NEGARA" ~ mempergunakan hak pilih dalam Pemilu ~
memilih wakil rakyat.
akan menjadi hari yang sangat dilematis bagi sebagian Umat Hindu ~ krama Bali khususnya ~
karena akan dihadapkan oleh sebuah situasi harus menentukan pilihan, antara:
"DHARMA AGAMA" ~ tetap melaksanakan tugas niskala ngaturang ayah di Pura ~
atau
"DHARMA NEGARA" ~ mempergunakan hak pilih dalam Pemilu ~
memilih wakil rakyat.
Ach, ..... kenapa bisa?
Tanggal 9 April 2009 adalah puncak kerja besar bangsa Indonesia untuk kembali menyelenggarakan hajatan 5 tahunan, ........... PEMILU!
Sedangkan Di Bali;
Tanggal 9 April 2009 dalam penanggalan Bali bertepatan dengan "Purnama Sasih Kedasa" (Purnama di bulan ke sepuluh). Kedasa, di samping secara harfiah berarti sepuluh, secara pemaknaan spiritual Hindu Bali berarti "kedas" (= bersih).
Pada hari/tanggal itu akan banyak sekali upacara (piodalan) di seluruh Bali. Yang besar-besar saja tercatat: Pura Besakih-Karangasem, dan Pura Batur-Bangli.
Untuk di Pura Besakih ~ yang setiap tahunnya melaksanakan Upacara Betara Turun Kabeh ~ tingkatan upacaranya menjadi lebih besar karena akan disertai dengan pelaksanaan Tawur (korban suci) Panca Bali Krama yang datang setiap 10 tahun sekali, untuk keseimbangan Buwana Agung dan Buwana Alit.
Puluhan ribu (Pemedek) umat Hindu dari seluruh Indonesia, khususnya Bali akan menghadiri upacara di dua Pura tersebut ~ Pura Ulun Danu Batur dan Besakih ~ bahkan, bagi Panitia Pelaksana Upacara dan rohaniwan, ada yang sejak kemarinnya (H-1) sudah harus barada di lokasi. Belum lagi upacara di Pura-Pura lain di seluruh Bali.
Ini berarti, suasana aktifitas keagamaan di Bali akan sangat padat dan intens sekali pada hari itu (9 April 2009, Admin).
Kita tentu tidak berharap persentase GOLPUT akan semakin membengkak dalam Pemilu 2009, tapi, kalau situasinya seperti di atas ........?
Apa jalan keluarnya...?
Hal ini pasti sudah dipikirkan dan diupayakan oleh Petinggi Bali, tapi jangan berharap akan ada keputusan khusus demi Bali. Kalau pelaksanaan Pemilu khusus di Bali dimajukan atau ditunda dalam beberapa hari, ...... juga tidak akan mungkin karena Pemilu harus dilaksanakan serentak.
Kesimpulannya, ...... Pemilu 2009 akan tetap berjalan tanggal 9 April 2009!
Satu-satunya jalan untuk mengurangi GOLPUT (karena terpaksa) adalah buatkan TPS khusus di Besakih dan di Batur! Katakanlah bisa! Orang-orang dilemator di atas (Panitia Upacara, rohaniwan, dan pemedek), yang berasal dari luar Kabupaten Bangli dan Karangasem akan kehilangan suara DPRD II tidak atas kehendaknya.
Jikalau perjuangan untuk adanya TPS di kedua lokasi di atas tidak bisa....? Jangan salahkan bunda mengandung, dengan sangat menyesal persentase GOLPUT akan bertambah besar di Bali. Secara umum, sebenarnya yang akan rugi adalah Bali sendiri. Krama Bali akan kehilangan wakil di rumahnya sendiri, ...... dan perjuangan Umat Hindu ke depan akan semakin sulit ....!!!!!
Gonggede.
Tuesday, February 17, 2009
-> LAWAR Kuwir Kayumas......!
Kayumas Kaja, 17 Februari 2009;
Kalau anda seorang yang doyan makan, barangkali belum lengkap kalau belum pernah nguliner, ......... mencicipi "lawar kuwir" ~ salah satu makanan khas Bali dengan olahan daging entog ~ Warung Nasi Kayumas, di Balai Banjar Kayumas Kaja, Jl. Surapati Denpasar.
Warungnya sederhana saja tapi suasana makan yang ditawarkan adalah suasana balai banjar yang bersih...., resik! Tak kalah dengan restaurant di hotel bintang 5.
Hanya dengan meraih kocek sekitar 13 ribuan rupiah, anda sudah dapat menikmati satu porsi Nasi + lawar kuwir, dilengkapi sate (ayam) lilit, ayam betutu, sayur kacang panjang + kuwah. Kalau anda ingin variasi, anda juga bisa menikmati tupat kuwah. Nyaaem, nyaaemmm ......, aeng joon ne!
Coba deh .....! Sekali datang mencicipi, ..... dijamin anda akan datang lagi, datang lagi, ....... dan datang lagi!
Jangan lupa, Warung Nasi Kayumas milik Pak Nyoman Sadha ini buka setiap Hari Senen s/d Sabtu, .....hanya dari pukul 07.00 s/d 13.00.
Berdasarkan pengamatan, lawar kuwir Pak Nyoman Sadha ini ~ di samping rasanya yang khas juga relatif murah ~ cukup digemari, terutama di kalangan PNS, Karyawan Swasta, dan penggila kuliner. Oleh karena itu ~ sering terjadi ~ banyak pelanggannya yang harus gigit jari lantaran pukul 12.00 persediaannya sudah habis.
Kalau anda ingin mencoba, ...... disarankan untuk datang lebih pagi untuk tidak sampai kehabisan.
Oh ya, ........ anda juga bisa "take away" (baca: tidak makan di tempat) alias dibungkus! Untuk keluarga di rumah atau teman-teman di kantor.
Di samping pada Hari Minggu ~ karena banjar sepenuhnya dipergunakan untuk aktivitas sosial warga banjar ~ kalau ada aktivitas Banjar seperti Piodalan dan lain-lain kegiatan yang menggunakan balai Banjar, ............. Warung Nasi Kayumas tutup!
Warungnya sederhana saja tapi suasana makan yang ditawarkan adalah suasana balai banjar yang bersih...., resik! Tak kalah dengan restaurant di hotel bintang 5.
Hanya dengan meraih kocek sekitar 13 ribuan rupiah, anda sudah dapat menikmati satu porsi Nasi + lawar kuwir, dilengkapi sate (ayam) lilit, ayam betutu, sayur kacang panjang + kuwah. Kalau anda ingin variasi, anda juga bisa menikmati tupat kuwah. Nyaaem, nyaaemmm ......, aeng joon ne!
Coba deh .....! Sekali datang mencicipi, ..... dijamin anda akan datang lagi, datang lagi, ....... dan datang lagi!
Jangan lupa, Warung Nasi Kayumas milik Pak Nyoman Sadha ini buka setiap Hari Senen s/d Sabtu, .....hanya dari pukul 07.00 s/d 13.00.
Berdasarkan pengamatan, lawar kuwir Pak Nyoman Sadha ini ~ di samping rasanya yang khas juga relatif murah ~ cukup digemari, terutama di kalangan PNS, Karyawan Swasta, dan penggila kuliner. Oleh karena itu ~ sering terjadi ~ banyak pelanggannya yang harus gigit jari lantaran pukul 12.00 persediaannya sudah habis.
Kalau anda ingin mencoba, ...... disarankan untuk datang lebih pagi untuk tidak sampai kehabisan.
Oh ya, ........ anda juga bisa "take away" (baca: tidak makan di tempat) alias dibungkus! Untuk keluarga di rumah atau teman-teman di kantor.
Di samping pada Hari Minggu ~ karena banjar sepenuhnya dipergunakan untuk aktivitas sosial warga banjar ~ kalau ada aktivitas Banjar seperti Piodalan dan lain-lain kegiatan yang menggunakan balai Banjar, ............. Warung Nasi Kayumas tutup!
Saturday, February 14, 2009
-> VALENTINE ala Bali ...!
Kayumas Kaja, 14 Februari 2009;
Minggu ke dua di bulan Februari, aroma bunga dan konotasi jingga, pink mulai mewarnai kehidupan, khususnya di kalangan ABG dan perempuan umumnya. Kemudian memasuki lembar ke 13 di bulan Februari, kemeriahan semakin terasa di mana-mana, setelah media cetak, elektronik semakin memvisualkan acara yang dilengkapi dengan pernik-pernik khas berbentuk jantung ~ untuk lebih menguatkan aura kasih sayang ~ ya.... hari ini, 14 Februari, dunia merayakan Hari Kasih Sayang, Valentine Day!
Kalau anda pergi ke pusat-pusat pertokoan, para pedangang memanfaatkan trend valentine ini dengan berlomba-lomba mengkemas barang dagangannya lebih menarik untuk meraup keuntungan lebih!
Masyarakat timur, khususnya Bali, boleh dikatakan baru-baru saja terimbas Valentine Day ini, padahal secara kelokalan (local genius), hal-hal yang mencerminkan dan mengkonotasikan kasih sayang cukup kental. Tapi memang produk import lebih eksklusive dibandingkan produk lokal.
Coba kita simak, local genius Bali memiliki Asah-Asih-Asuh; adalah sebuah warisan edukasi sosial-budaya di Bali, yang sebenarnya sangat sarat akan didikan kasih sayang. Kemudian, dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, di bebanjaran dan atau desa (adat) pekraman kita memiliki philosofie Sagilik-saguluk salunglung sabhayantaka, paras paros sarpanaya.
Secara lengkap tidaklah berlebihan kita sebut: "Asah asih asuh, paras paros sarpanaya, sagilik saguluk salunglung sabhayantaka ~ tidak akan bertentangan ~ bahkan semakin menguat konotasi kasih sayangnya
Makna dan pengejawantahannya:
- saling asah, saling asih, saling asuh, yang berturut-turut berarti saling isi-mengisi (dalam pembelajaran atau belajar-mengajar), saling mengasihi (cinta kasih), dan saling menjaga sesama.
- sagilik saguluk salunglung sabhayantaka, berarti bulat seperti bola ~ menggelinding kemanapun dalam satu rasa, senasib seperjuangan ~ sepenanggungan dalam suka dan duka;
- paras paros sarpanaya, berarti saling menghargai dalam perbedaan untuk menjadi satu ~ tak terpisahkan;
The last but not least ~ bukan bermaksud memaksakan makna, tapi adalah justru ingin memberikan pendalaman makna ~ dalam nuansa religius Hindu kita dididik untuk mengejawantahkan Tatwamasi dalam kehidupan, artinya "Saya adalah Kamu, Kamu adalah Saya", mengajarkan tentang rasa empati yang mendalam antar sesama, yang tidak dibatasi hanya terhadap antar sesama umat Hindu saja, tetapi terhadap semua manusia tidak terkecuali, mahluk hidup, dan alam beserta isinya. Dengan segala keterbukaan, keikhlasan, dan apresiasi terhadap warisan leluhur; cobalah hayati pidodalan tumpek, seperti: Saraswati (Saniscara Umanis Watugunung), Tumpek Landep (Saniscara Kliwon Landep), Tumpek Ubuh (Saniscara Kliwon Wariga), Tumpek Lulut (Saniscara Kliwon Krulut), Tumpek Kandang (Saniscara Kliwon Uye), Tumpek Wayang (Saniscara Kliwon Wayang), Kuningan (Saniscara Kliwon Kuningan) ~ semuanya adalah pemaknaan dan pengejawantahan tentang kasih sayang ~ yang bahkan datang setiap 6 bulan pawukonnya.
Lalu kenapa Valentine Day yang adalah produk budaya import dari barat lebih meresap bahkan dirayakan dengan glamor dan evoriatif dibandingkan lokal jenius yang ada. Apa ada yang salah....?
TIDAK ADA YANG SALAH! BE POSITIVE!
Apa perlu ada Hari Tatwamasi.....?
Happy Valentine Day...! Shanti, shanti, shanti .....!
Gonggede
Minggu ke dua di bulan Februari, aroma bunga dan konotasi jingga, pink mulai mewarnai kehidupan, khususnya di kalangan ABG dan perempuan umumnya. Kemudian memasuki lembar ke 13 di bulan Februari, kemeriahan semakin terasa di mana-mana, setelah media cetak, elektronik semakin memvisualkan acara yang dilengkapi dengan pernik-pernik khas berbentuk jantung ~ untuk lebih menguatkan aura kasih sayang ~ ya.... hari ini, 14 Februari, dunia merayakan Hari Kasih Sayang, Valentine Day!
Kalau anda pergi ke pusat-pusat pertokoan, para pedangang memanfaatkan trend valentine ini dengan berlomba-lomba mengkemas barang dagangannya lebih menarik untuk meraup keuntungan lebih!
Masyarakat timur, khususnya Bali, boleh dikatakan baru-baru saja terimbas Valentine Day ini, padahal secara kelokalan (local genius), hal-hal yang mencerminkan dan mengkonotasikan kasih sayang cukup kental. Tapi memang produk import lebih eksklusive dibandingkan produk lokal.
Coba kita simak, local genius Bali memiliki Asah-Asih-Asuh; adalah sebuah warisan edukasi sosial-budaya di Bali, yang sebenarnya sangat sarat akan didikan kasih sayang. Kemudian, dalam kehidupan sosial kemasyarakatan, di bebanjaran dan atau desa (adat) pekraman kita memiliki philosofie Sagilik-saguluk salunglung sabhayantaka, paras paros sarpanaya.
Secara lengkap tidaklah berlebihan kita sebut: "Asah asih asuh, paras paros sarpanaya, sagilik saguluk salunglung sabhayantaka ~ tidak akan bertentangan ~ bahkan semakin menguat konotasi kasih sayangnya
Makna dan pengejawantahannya:
- saling asah, saling asih, saling asuh, yang berturut-turut berarti saling isi-mengisi (dalam pembelajaran atau belajar-mengajar), saling mengasihi (cinta kasih), dan saling menjaga sesama.
- sagilik saguluk salunglung sabhayantaka, berarti bulat seperti bola ~ menggelinding kemanapun dalam satu rasa, senasib seperjuangan ~ sepenanggungan dalam suka dan duka;
- paras paros sarpanaya, berarti saling menghargai dalam perbedaan untuk menjadi satu ~ tak terpisahkan;
The last but not least ~ bukan bermaksud memaksakan makna, tapi adalah justru ingin memberikan pendalaman makna ~ dalam nuansa religius Hindu kita dididik untuk mengejawantahkan Tatwamasi dalam kehidupan, artinya "Saya adalah Kamu, Kamu adalah Saya", mengajarkan tentang rasa empati yang mendalam antar sesama, yang tidak dibatasi hanya terhadap antar sesama umat Hindu saja, tetapi terhadap semua manusia tidak terkecuali, mahluk hidup, dan alam beserta isinya. Dengan segala keterbukaan, keikhlasan, dan apresiasi terhadap warisan leluhur; cobalah hayati pidodalan tumpek, seperti: Saraswati (Saniscara Umanis Watugunung), Tumpek Landep (Saniscara Kliwon Landep), Tumpek Ubuh (Saniscara Kliwon Wariga), Tumpek Lulut (Saniscara Kliwon Krulut), Tumpek Kandang (Saniscara Kliwon Uye), Tumpek Wayang (Saniscara Kliwon Wayang), Kuningan (Saniscara Kliwon Kuningan) ~ semuanya adalah pemaknaan dan pengejawantahan tentang kasih sayang ~ yang bahkan datang setiap 6 bulan pawukonnya.
Lalu kenapa Valentine Day yang adalah produk budaya import dari barat lebih meresap bahkan dirayakan dengan glamor dan evoriatif dibandingkan lokal jenius yang ada. Apa ada yang salah....?
TIDAK ADA YANG SALAH! BE POSITIVE!
Valentine juga mengajarkan kasih sayang yang universal.
Ini adalah sebu ah introspeksi untuk orang Bali...! Kenapa local jenius yang ternyata lebih kaya tidak teredukasi kepada generasi .........., bagaimana generasi mendatang?
Ini adalah sebu ah introspeksi untuk orang Bali...! Kenapa local jenius yang ternyata lebih kaya tidak teredukasi kepada generasi .........., bagaimana generasi mendatang?
Apa perlu ada Hari Tatwamasi.....?
Happy Valentine Day...! Shanti, shanti, shanti .....!
Gonggede
Thursday, February 12, 2009
-> PEMILU 2009 dan nasib bangsaku ....?
(sebuah kontemplasi....)
Melati, 12 Pebruari 2009;
Gonggede.
Melati, 12 Pebruari 2009;
.................. pantang bagi bangsa ini untuk berpaling ~ walaupun sekilas ~ dari UUD 1945, apalagi merusak.
Sejatinya, UUD 1945 adalah perjanjian luhur bangsa ini. Upaya mengutak-atik, apalagi menggantikan UUD 1945, sama saja dengan merusak habitat Burung Garuda, ....... konskwensi logisnya adalah Panca Sila dan Bhinneka Tunggal Ika akan kehilangan "pengawal", dan ....... "keragaman" bangsa ini akan tinggal sejarah.
Percayalah!
Bangsa ini, sebenarnya sekarang sudah "melek" dibanding ketika jaman perjoeangan doeloe, tapi tak mampu melihat, ..... bahwa UUD 1945 sudah mulai diacak-acak oleh poli"tikus" jadi-jadian, yang sebenarnya adalah musang berbulu ayam. Dengan alasan sesaat, untuk kepentingan kelompok mayoritas dan maksud yang tidak jelas dilihat dari kacamata keragaman bangsa ini.
Akankah Burung Garuda sebagai Lambang Negara, Panca Sila sebagai Dasar dan palsafah Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai motto bangsa akan menjadi sasaran tembak "perubahan" berikutnya?
Konspirasi kearah ini harus diwaspadai, ..... UUD 1945 dan Panca Sila adalah harga mati; harus diamankan dan ditegakkan, ..... jangan ada yang bisa mengganggu Burung Garuda barang se-"bulu" pun, apalagi mengalihkan pandangannya dari "menoleh ke kanan" menjadi menoleh ke kiri atau ke depan........ (JASMERAH, ......cobalah selami sejauh mana makna tolehan Burung Garuda ini?).
Yang perlu digaris bawahi: Pertahankan keragaman, .....tumbuh kembangkan kreativitas budaya bangsa ini. Tidak perlu meng" IMPORT" budaya dari manapun dan atau dengan alasan apapun! INGAT: kehilangan budaya adalah kehilangan generasi (LOST GENERATION).
Barangkali ini adalah sebuah ketidak sengajaan, ....
tapi kenapa harus terjadi ....?
"Kesengajaan adalah pengingkaran, ..... disintegrasi adalah konskwensinya!"
Sebentar lagi, April depan, kita akan menghadapi Pemilu Legislatif, menyusul Pemilu Presiden 2009-2014. Barangkali banyak di antara kita yang bilang: "Saya benci Politik....!" bahkan GOLPUT! Tapi, .... sadarlah bahwa kita tidak bisa lepas sama sekali dari binatang "politik" ini, karena "dia" lah pilar demokrasi, ...dia pula lah penentu bangsa ini, ...... Mau tak mau!
Jangan GOLPUT .......! Lakukan pilihan dengan cerdas. Tokoh, ........ partai yang kira-kira berkonspirasi ke arah pengerusakan UUD 1945, Burung Garuda, Panca Sila, dan atau Bhinneka Tunggal Ika dengan tegas: JANGAN DIPILIH!
Krama Bali, sadarlah! jangan sampai Bali ini diwakili oleh figur-figur yang tidak tahu Bali. Bali hanya bisa dibangun oleh BALI BERSATU! Jangan tergiur dengan banyaknya Partai yang lebih banyak akan memecah belah kita dengan iming-iming kursi dan uang. Cobalah berfikir Intuitif dan holistik untuk Bali ke depan.
Sejatinya, UUD 1945 adalah perjanjian luhur bangsa ini. Upaya mengutak-atik, apalagi menggantikan UUD 1945, sama saja dengan merusak habitat Burung Garuda, ....... konskwensi logisnya adalah Panca Sila dan Bhinneka Tunggal Ika akan kehilangan "pengawal", dan ....... "keragaman" bangsa ini akan tinggal sejarah.
Percayalah!
Bangsa ini, sebenarnya sekarang sudah "melek" dibanding ketika jaman perjoeangan doeloe, tapi tak mampu melihat, ..... bahwa UUD 1945 sudah mulai diacak-acak oleh poli"tikus" jadi-jadian, yang sebenarnya adalah musang berbulu ayam. Dengan alasan sesaat, untuk kepentingan kelompok mayoritas dan maksud yang tidak jelas dilihat dari kacamata keragaman bangsa ini.
Akankah Burung Garuda sebagai Lambang Negara, Panca Sila sebagai Dasar dan palsafah Negara, dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai motto bangsa akan menjadi sasaran tembak "perubahan" berikutnya?
Konspirasi kearah ini harus diwaspadai, ..... UUD 1945 dan Panca Sila adalah harga mati; harus diamankan dan ditegakkan, ..... jangan ada yang bisa mengganggu Burung Garuda barang se-"bulu" pun, apalagi mengalihkan pandangannya dari "menoleh ke kanan" menjadi menoleh ke kiri atau ke depan........ (JASMERAH, ......cobalah selami sejauh mana makna tolehan Burung Garuda ini?).
Yang perlu digaris bawahi: Pertahankan keragaman, .....tumbuh kembangkan kreativitas budaya bangsa ini. Tidak perlu meng" IMPORT" budaya dari manapun dan atau dengan alasan apapun! INGAT: kehilangan budaya adalah kehilangan generasi (LOST GENERATION).
Barangkali ini adalah sebuah ketidak sengajaan, ....
tapi kenapa harus terjadi ....?
"Kesengajaan adalah pengingkaran, ..... disintegrasi adalah konskwensinya!"
Jangan GOLPUT .......! Lakukan pilihan dengan cerdas. Tokoh, ........ partai yang kira-kira berkonspirasi ke arah pengerusakan UUD 1945, Burung Garuda, Panca Sila, dan atau Bhinneka Tunggal Ika dengan tegas: JANGAN DIPILIH!
Krama Bali, sadarlah! jangan sampai Bali ini diwakili oleh figur-figur yang tidak tahu Bali. Bali hanya bisa dibangun oleh BALI BERSATU! Jangan tergiur dengan banyaknya Partai yang lebih banyak akan memecah belah kita dengan iming-iming kursi dan uang. Cobalah berfikir Intuitif dan holistik untuk Bali ke depan.
Pencanangan Tahun (ekonomi) Indonesia Kreatif adalah sebuah tonggak pancang yang benar. Namun, Kreatif menciptakan "perubahan" dan atau "pembaharuan" di satu pihak, tapi menimbulkan kerusakan di lain pihak adalah kesalahan dalam memaknai kreatifitas.
Gonggede.
Tuesday, February 10, 2009
Subscribe to:
Posts (Atom)